Saat Kenangan Berlabuh di Geopark Ciletuh




Kala itu senja terasa lebih nikmat dari biasanya. Geraknya perlahan, seolah sengaja memancarkan sinar jingga miliknya ke segala penjuru di tepian pulau Jawa. Laut menjadi tenang. Ombaknya tak terlalu ramai bergemuruh. Ranting pepohonan melambai gemulai, isyarat perpisahan pada surya dengan harapan esok kembali jumpa. Lambat laun, gerimis dan kabut tipis menyelimuti hari yang mulai sepi. Sebuah proses penyambutan malam yang tenang di damainya alam Sukabumi. 
Khazanah alam Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat memang tiada habisnya. Flora, fauna dan kontur bumi yang kaya menjadi harta yang tak ternilai harganya. Salah satu aset berharga Kabupaten Sukabumi adalah Geopark Ciletuh, yang terletak di wilayah selatan Kabupaten Sukabumi, tepatnya di kawasan Pajampangan, Kecamatan Ciemas. Dinamakan Ciletuh karena ada sungai yang membelah Kecamatan Ciemas, dan bernama sungai Ciletuh. Geopark Ciletuh merupakan kawasan wisata taman alam batuan tua, yang telah resmi ditetapkan sebagai Geopark Nasional. Pada 2017 mendatang, pemerintah rencananya akan mengajukan Geopark Ciletuh sebagai Global Geopark atau Geopark Internasional ke UNESCO. 
Sebelumnya, pada November 2015 lalu, Geopark Ciletuh telah mendapatkan sertifikat sebagai Geopark Nasional dari Kementerian ESDM karena sudah memenuhi sejumlah persyaratan untuk menjadi taman bumi atau geopark. Syarat-syarat tersebut di antaranya karena memiliki keragaman biologi, keragaman fenomena geologi dan memiliki keragaman budaya. Kekayaan alam di sana sangat potensial untuk dijadikan objek wisata bagi turis lokal hingga internasional. 
Wilayahnya yang luas, serta objek wisatanya yang banyak, membuat Geopark Ciletuh sulit dijelajahi hanya dalam waktu satu hari. Karenanya, banyak wisatawan yang sengaja menginap satu atau dua malam untuk bisa menyusuri keindahan alam Geopark Ciletuh. Lokasi favorit yang biasanya dituju oleh wisatawan adalah Puncak Darma. Sebuah bukit di tepi cekungan laut yang menawarkan pemandangan luar biasa. 
Di Puncak Darma, Anda bisa melihat hamparan persawahan dan perkebunan hijau yang membentang, yang langsung berbatasan dengan birunya air laut. Namun, keindahan tersebut perlu dibayar dengan usaha yang cukup menantang. Anda harus mendaki bukit terlebih dahulu, yang biasanya memakan waktu setengah jam. Atau, Anda bisa membawa kendaraan ke Puncak Darma, asalkan kendaraan Anda mendukung untuk melwati rute yang licin dan menanjak. Bagi Anda penyuka kegiatan berkemah, kontur tanah Puncak Darma yang rata dan luas memungkinkan Anda untuk mendirikan tenda, dan menikmati indahnya Geopark Ciletuh dari ketinggian di malam hari, juga menikmati sunrise di pagi hari. 
Selain Puncak Darma, yang menarik dari Geopark Ciletuh adalah banyaknya air terjun yang indah. Terdapat empat air terjun atau curug favorit yang sayang untuk dilewatkan. Terdapat Curug Awang, Curug Sodong, Curug Cimarinjung dan Curug Cikanteh yang memiliki keindahan dan keunikan masing-masing. Curug Awang misalnya, merupakan tebing tinggi yang dialiri air. Meski tidak deras, namun air yang mengalir jatuh dengan indah, sering kali dihiasi pelangi. Sementara Curug Cimarinjung, terlihat begitu elegan, bahkan keindahannya bisa dinikmati dari bibir pantai. Bagi Anda para pecinta pantai, jangan khawatir, Pantai Palangpang siap memanjakan Anda. Di sana, Anda akan dimanjakan dengan pemandangan dan ketenangan pantai, karena tidak terlalu banyak pengunjung seperti pantai Pelabuhan Ratu, yang juga berada di Kabupaten Sukabumi. 
Terdapat juga Pulau Kunti dan Pulau Mandra bagi Anda yang ingin melakukan snorkeling dan menikmati keindahan laut di sana. Tersedia jasa perahu penyebrangan bagi Anda yang berniat mengunjungi pulau tersebut. Pengeluaran selama perjalanan pun terbilang murah, karena Geopark Ciletuh belum seramai dan setenar tempat wisata alam lainnya. Meski demikian, kekayaan alam yang dimiliki Geopark Ciletuh, seperti yang dibilang warga sekitar, tak ada duanya!
Meski terletak di pedalaman Kabupaten Sukabumi, namun di sana sudah terdapat penginapan dan mini market. Jika Anda sudah puas menjelajahi Geopark Ciletuh, tak ada salahnya mampir terlebih dahulu di perkebunan buah naga saat jalan pulang. Atau, menikmati sekali lagi keindahan Geopark Ciletuh dari Bukit Panenjoan, tempat di mana segala keelokan Geopark Ciletuh bisa terlihat dari ketinggian, memberi kenangan manis sebelum perjalanan pulang.

Tulisan ini dimuat pada rubrik Kompas Klasika Jawa Barat Edisi Sabtu, 30 Januari 2016


2 komentar:

  1. Mas, kalau mau ngirim ke Kompas Klasika ke email yang mana? Sekiranya berkenan, saya tolong dikasih tahu. Sekalian tempe juga boleh, plus sambalnya. Heee

    BalasHapus
  2. @darul azis Kalo nulis di sana harus jadi bagian dari Kompasnya dulu mas (kerja di sana hehe. Mungkin bisa coba di rubrik lain, seperti opini atau Kompas Muda.

    BalasHapus